Nama : Prista Ardi Nugroho
NIM : 12413241034
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Kelas : A
GURU PANCASILAIS
Indonesia
merupakan sebuah Negara yang besar , memiliki jumlah penduduk sebanyak lebih
dari 200 juta jiwa , dalam sebuah Negara , pendidikan merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu Negara dalam menjalankan
pemerintahan , pendidikan menjadi salah satu ukuran suatu Negara dapat
dikatakan maju atau pun berkembang. Melihat pendidikan di Indonesia yang
semakin buruk dalam segi pembelajaran, ketertinggalan di dalam mutu pendidikan
dan menurunnya kualitas kepribadian pendidik. Ini membuktikan moral manusia
Indonesia yang semakin menurun. Banyak kasus kekerasan atau pun kasus yang
tidak baik dilakukan bagi seorang guru terhadap siswanya mewarnai pemberitaan
seputar pendidikan di Indonesia, baik pemberitaan dari media elektronik maupun
media cetak.
Pendidikan merupakan
salah satu syarat utama dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia demi
pembangunan bangsa. Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia agar tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain. Pendidikan tidak hanya berperan mencerdaskan
manusia Indonesia, tetapi juga berperan menuntun dan mengarahkan anak didik
menjadi manusia yang berkepribadian yang memiliki jiwa Pancasilais. Namun suatu
yang mustahil mewujudkan hal tersebut apabila dari segi pendidik atau pengajar
sendiri tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya
atau minimal ketika ia berhadapan dengan anak didiknya. Bagaimana pun kualitas
kepribadian seorang pendidik akan mempengaruhi pembentukan kualitas kepribadian
anak didiknya.
Guru dan anak didik
adalah sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Dimana
ada guru, di situ ada anak didik yang ingin belajar. Sebaliknya, dimana ada
anak didik, di situ ada guru yang ingin memberikan bimbingan. Guru adalah unsur
manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia, sumber yang menempati
posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang
mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda
pembicaraan.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar-mengajar yang ikut dalam usaha pembentukan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan
harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
professional, sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam
arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung
jawab untuk membawa para anak didik pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan
tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar, tetapi juga
sebagai pendidik serta pembimbing siswa dalam belajar.
Seorang guru juga
harus memiliki sifat sabar, ulet dan telaten serta tanggap terhadap setiap
kondisi sehingga diakhir pekerjaannya akan membuahkan suatu hasil yang
memuaskan. Seorang guru juga dituntut memiliki kualifikasi kemampuan yang memadai untuk menunjang profesi seorang guru
sehingga pekerjaan tersebut akan maksimal. Seorang guru diharapkan memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang baik dan memadai. Seorang
guru sebagai inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen
terhadap upaya perubahan. Kemudian seorang guru harus memiliki visi sehingga
seorang guru mampu menjalankan dan terpacu untuk mencapai sebuah visi tersebut
untuk memajukan pendidikan.
Dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada berbagai
pengetahuan harus diiringi dengan contoh - contoh teladan dari sikap dan
tingkah laku gurunya, diharapkan anak didik mampu menerima dan pada
akhirnya mampu menerapkan pada diri anak didik, sehingga dapat menumbuhkan
sikap mental. Tugas seorang guru bukan sekedar mentransfer semua ilmu
pengetahuan yang diketahui tapi juga mendidik seseorang menjadi warga Negara
yang baik, menjadi seseorang yang berkepribadian baik dan menjadi manusia
Indonesia yang utuh. Mendidik berarti mentransferkan nilai - nilai kepada
siswanya. Nila-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari - hari.
Pribadi seorang guru merupakan wujud
dari nilai - nilai yang akan ditransfer kepada anak didik.
Dalam falsafah jawa
dikenal guru adalah orang yang digugu lan ditiru
, maksud dari digugu adalah
seorang guru sebagai seorang yang mampu dipercaya (digugu) dan
patut untuk dicontoh (ditiru) oleh anak didiknya. Seorang guru tidak
saja hanya berperan sebagai seorang pengajar yang mentransferkan ilmunya kepada
murid agar menjadi pandai. Tetapi seorang guru juga berperan sebagai seorang
pendidik yang mendidik murid agar menjadi seorang yang berkarakter. Pada
hakikatnya pendidikan bukan hanya sebagai transfer
of knowledge tetapi juga transfer
of value. Seorang guru
dituntut untuk mampu memperlihatkan kepribadian yang baik terhadap anak
didiknya. Seorang guru dituntut mampu mengajarkan nilai-nilai kehidupan, yang
dalam hal ini sebagai bangsa Indonesia berarti mengajarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Untuk menjadi seorang
guru yang pancasilais harus memiliki landasan pancasila dan mampu untuk
mengamalkan pancasila tersebut, diantara sila ke lima itu yang pertama harus
diamalkan oleh seorang guru adalah sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang
Maha Esa, karena manusia Indonesia atau warga Negara Indonesia menyadari
dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang wajib bertakwa dan percaya kepada Tuhan
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab kita mengakui sebagai bangsa yang bertuhan, bangsa yang
berkeyakinan dan bukan merupakan bangsa yang komunis ataupun Negara yang tak
menganggap Tuhan itu ada.
Sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang
didasari oleh sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa , seorang guru yang
pancasilais harus mempunyai rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, bagaimana
guru yang pancasilais itu menjelaskan makna dari sila kedua ,bahwa mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia
itu sangatlah penting, begitu juga terhadap peserta didik,s eorang guru
memberikan penjelasan-penjalasan dari makna sila itu agar dalam pergaulan
sehari-hari baik di luar maupun dilingkungan sekolah, seorang murid bisa
menghargai persamaan dan perbedaan diantara sesama dan menempatkan manusia
sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Peran seorang guru sangatlah penting dalam proses
pembelajaran pendidikan berkarakter yang berlandaskan pancasila, seorang guru
juga harus berusaha untuk mencerdaskan peserta didiknya sebagai manusia yang
berkepribadian berlandaskan pancasila, dengan memberikan masukan-masukan kepada
peserta didik, bahwa menjadi seseorang yang pancasilais itu harus menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan, bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang
berlaku di masyarakat, dan dengan mejunjung tinggi kemardekaan bangsanya
sendiri, tidak hanya itu saja, seoroang guru mengajarkan nilai-nilai pancasila
tidak lah hanya sebagai hafalan saja, tetapi bagaimana cara seorang guru itu
menerapkan nilai-nilai pancasila kepada peserta didiknya bahkan seorang guru
mampu mempengaruhi anak didiknya untuk mengamalkan dari isi pancasila itu
sendiri.
Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Sila ketiga ini
mengaandung arti nasionalisme, yang berarti bersatu dalam membina rasa
nasionalisme, Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Kemanusian Yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai
sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Indonesia merupakan Negara yang majemuk dan memiliki banyak
ragam kebudayaan yang ada di Indonesia, hal ini mendorong kita sebagai warga Negara Indonesia menjunjung
tinggi rasa Persatuan dan kesatuan ,banyak cara yang dilakukan seorang guru
dalam rasa persatuan kepada peserta didiknya, rasa persatuan dikembangkan atas
dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan
persatuan Bangsa Indonesia. Dengan adanya banyak suku dan kebudayaan di
Indonesia sendiri berpotensi terjadinya suatu konflik antar kelompok karena
terjadi primordialisme bahkan etnosentrisme , hal ini dapat mempercepat
terjadinya suatu disintegrasi dalam masyarakat , maka kita sebagai guru
menanamkan nilai dari pancasila kepada anak didik agar mau menghargai suatu
perbedaan dan mau menghormati satu sama lain dan tidak melihat suatu perbedaan
tersebut.
Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan merupakan sikap yang harus
ada dalam setiap individu bangsa Indonesia, yang mengandung makna dari rakyat,
oleh rakyat, untuk rakyat, dengan cara bermusyawarah, seorang pemimpin
mempunyai syarat untuk memimpin dengan bijaksana, dalam sistem pendidikan
nasional ini pendidikan yang mempunyai peranan besar, namun tidak menutup
kemungkinan peran keluarga dan masyarakat dalam membentuk manusia Indonesia
yang sesungguhnya, dalam hal ini diperlukan suatu ilmu yaitu ilmu
pendidikan untuk mencapai guru yang
ideal yaitu guru yang mencukupi syarat untuk menjadi guru dan guru yang bukan
hanya mentransfer ilmu tetapi juga transfer of value.
Setiap manusia atau peserta didik bebas mengeluarkan
pendapat dengan melalui lembaga
pendidikan, setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama,
begitu pula dengan hubungan guru dan murid yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama, kewajiban sebagai seorang guru mencerdaskan peserta didiknya, dan
hak seorang murid menuntut atas pembelajaran itu, namun tetap saling
menghormati antara guru dan muridnya, dan setiap permasalahan yang terjadi
diselesaikan dengan jalan musyawarah agar tercapainya mufakat, begitu juga
seorang guru ketika berhadapan dengan peserta didiknya ketika ingin memilih
struktur kelas,atau siapa yang akan menjadi perwakilan diantara teman-temannya,
haruslah berdasarkan musyawarah dan mufakat, agar terciptanya keadilan dan
mengutamakan persatuan dan kesatuan dan
kepentingan bersama agar tidak menimbulkan konflik, didalam pemilihan itu
haruslah dengan demokrasi.
Sila terakhir atau sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. seorang guru haruslah bersikap adil terhadap peserta didik,
tidak membedak-bedakan mana yang kaya dan yang kurang mampu, dan tidak
membedakan mana yang pintar dan mana yang bodoh, semua peserta didik itu sama,
tergantung bagaimana seorang guru memberikan pelajaran agar menarik bagi
peserta didik dan membuat mereka mengerti tentang apa yang kita jarkan.
Seorang guru harus menghormati hak-hak yang dimiliki oleh
peserta didik untuk di berikan pengajaran atau pembelajaran, untuk mengemukakan
pendapat, mengajarkan kepada peserta didik bahwa menolong antara sesama, yang
membutuhkan pertolongan kita, merupakan perbuatan yang mulia, bagaimana seorang
guru itu mengajarkan bahwa menghargai karya orang lain itu sangat lah perlu,
dengan itu timbulah rasa mengahargai satu dengan yang lainnya.
Seorang guru berupaya untuk mengembangakan sikap saling menghargai
antar sesama, tidak hanya itu saja banyak hal yang dilakukan dalam mengmbangkan
sila kelima, dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berguna demi kepentingan
bersama, misalnya mengikuti gotong royong antar kampung, disanalah timbul rasa
kebersamaan, dengan mengikuti ronda antar kampung atau membuat
kegiatan-kegiatan untuk kepentingan umum dan bersama, seorang guru mengajarkan
kepada peserta didik bagaimana melindungi orang yang lemah, lemah dalam disini
memiliki arti yang luar bukan hanya lemah dalam dalam sudut pandang fisik
tetapi juga lemah dalam arti yang lainnya.
Jadi sosok seorang guru yang pancasilais sangat
diharapkan dalam pendidikan di Indonesia, seorang guru mampu menerapkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dalam mengajar dan kehidupan
sehari-harinya. Sehingga kasus-kasus kekerasan yang terjadi di lembaga
pendidikan Indonesia, terutama kekerasan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran tidak pernah terjadi . Seorang guru benar-benar menjalankan tugas
dan menjaga kedudukannya sebagai guru untuk menciptakan pribadi manusia yang
baik yaitu siswa - siswa yang memiliki suatu prestasi dalam bidang akademik
maupun non akademik dan memiliki moral yang baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sehingga cita – cita Negara Indonesia akan terealisasikan jika semua
orang mampu mengerti dan mengamalkan pancasila, karena pada dasarnya pemimpin
negeri ini berasal dari masyarakat yang pernah mendapat pembelajaran dan
pendidikan dari seorang guru. Maka baik dan buruk suatu Negara dapat dilihat
bagaimana seorang guru dalam mendidik. Karena guru mendidik calon – calon
penerus bangsa.
Siswoyo, Dwi, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta
: UNY Press
Rukiyati,dkk.
2008. Pendidikan Pancasila.
Yogyakartta: UNY Press